Wahyu Jayaningrat juga dikenal Wahyu Senapati, yaitu wahyu yang diterima oleh Gatotkaca dan Abimanyu. Sedang jalan ceritanya :
Pendeta Durna usul kepada raja Suyudana agar Gatotkaca dibunuh dan Adipati Karna yang bertugas membunuhnya dengan Kunta. Usul itu disetujui raja. Adipati Karna naik kereta Kyai Jatisura bersama Patih Sengkuni menuju ke Poringgadani. Prajurit Kurawa mengawalnya.
Gatotkaca pergi dari pringgadani menyepi ke gunung Kelasa bersama Abimanyu. Antareja, Wisanggeni, Kala Bendana dan Braja Mikalpa tinggal di Pringgadani. Rencana pembunuhan terhadap gatotkaca telah mereka dengar. Wisanggeni mengusulakan agar Antarja menghalangi rencana Suyudana. Antarja oleh Wisanggeni diberi pakaian raksasa dan berganti nama Prabu Nagabagenda,. Kemudian menghadang prajurit Astina. Kalabendana dihias serupa gatotkaca dan Wisanggeni berhias serupa Abimanyu kemudian hendak membuat huru-hara di negara Amarta Dwarawati dan Astina, agar mereka tidak memperhatikan wahyu . Prabu Nagabagenda menghadapi Adipati Karna dan prajurit Kurawa. Setelah prajurit kurawa datang Prabu Nagabagenda triwikrama. Datanglah prajurit naga berikut pemimpinnya, beribu-ribu jumlahnya. Prajurit Kurawa lari tunggang-langgang dan bersembunyi ke Amarta.
Hyang Wenang berkenan menurunkan wahyu Jayaningrat kepada Gatotkaca dan Abimanyu, dua berkas cahaya turun dan masuk ke jasmani kedua ksatria. Gatotkaca dan Abimanyu telkah merasa memperoleh wahyu, mereka turun dari Gunung Kelasa, pulang ke negara.
Prajurit Kurawa tiba di Amarta, mencari perlindungan. Werkudara, Arjuna dan prajurit Amarta tidak mampu melawan serangan ular naga. Warga Kurawa dan Amarta hendak mengungsi ke Dwarawati, tetapi Dwarawati telah kedatangan musuh. Musuh tersebut amat sakti dan bisa beralih rupa sama dengan rupa lawan yang dihadapinya. Setyaki, Kresna, Werkudara dan Arjuna tidak mampu melawan. Kressna berusaha mencari bantuan. Di jalan berjumpa dengan gatotkaca dan Abimanyu./ Gatotkaca danAbimanyu bercerita, bahwa baru emmperoleh wahyu, dan berjanji akan menjaga keselamatan negara. Kresna minta agar Gatotkaca dan Abimanyu membantu melawan musuh yang sedang mengamuk di Dwarawati. Gatotkaca dan Abimanyu disambut musuh yang serupa Gatotkaca dan Abimanyu pula. Akhirnya Gatotkaca dan Abimanyu palsu berubah menjadi Kalabendana dan Wisanggeni.
Prabu Nagabagenda datang di Dwarawati bersama-beribu-ribu naga. Gatotkaca melawan Prabu Nagabagenda. Akhirnya Prabu Nagabagenda berubah menjadi Antarja. Naga-naga kembali ke asal kediamannya.
Wisanggeni matek aji, prajurit kurawa tertiup angin, kembali ke Astina. Warga Dwarawati dan Amarta bersuka-ria atas jatuhnya wahyu pada Gatotkaca dan Abimanyu.
Pendeta Durna usul kepada raja Suyudana agar Gatotkaca dibunuh dan Adipati Karna yang bertugas membunuhnya dengan Kunta. Usul itu disetujui raja. Adipati Karna naik kereta Kyai Jatisura bersama Patih Sengkuni menuju ke Poringgadani. Prajurit Kurawa mengawalnya.
Gatotkaca pergi dari pringgadani menyepi ke gunung Kelasa bersama Abimanyu. Antareja, Wisanggeni, Kala Bendana dan Braja Mikalpa tinggal di Pringgadani. Rencana pembunuhan terhadap gatotkaca telah mereka dengar. Wisanggeni mengusulakan agar Antarja menghalangi rencana Suyudana. Antarja oleh Wisanggeni diberi pakaian raksasa dan berganti nama Prabu Nagabagenda,. Kemudian menghadang prajurit Astina. Kalabendana dihias serupa gatotkaca dan Wisanggeni berhias serupa Abimanyu kemudian hendak membuat huru-hara di negara Amarta Dwarawati dan Astina, agar mereka tidak memperhatikan wahyu . Prabu Nagabagenda menghadapi Adipati Karna dan prajurit Kurawa. Setelah prajurit kurawa datang Prabu Nagabagenda triwikrama. Datanglah prajurit naga berikut pemimpinnya, beribu-ribu jumlahnya. Prajurit Kurawa lari tunggang-langgang dan bersembunyi ke Amarta.
Hyang Wenang berkenan menurunkan wahyu Jayaningrat kepada Gatotkaca dan Abimanyu, dua berkas cahaya turun dan masuk ke jasmani kedua ksatria. Gatotkaca dan Abimanyu telkah merasa memperoleh wahyu, mereka turun dari Gunung Kelasa, pulang ke negara.
Prajurit Kurawa tiba di Amarta, mencari perlindungan. Werkudara, Arjuna dan prajurit Amarta tidak mampu melawan serangan ular naga. Warga Kurawa dan Amarta hendak mengungsi ke Dwarawati, tetapi Dwarawati telah kedatangan musuh. Musuh tersebut amat sakti dan bisa beralih rupa sama dengan rupa lawan yang dihadapinya. Setyaki, Kresna, Werkudara dan Arjuna tidak mampu melawan. Kressna berusaha mencari bantuan. Di jalan berjumpa dengan gatotkaca dan Abimanyu./ Gatotkaca danAbimanyu bercerita, bahwa baru emmperoleh wahyu, dan berjanji akan menjaga keselamatan negara. Kresna minta agar Gatotkaca dan Abimanyu membantu melawan musuh yang sedang mengamuk di Dwarawati. Gatotkaca dan Abimanyu disambut musuh yang serupa Gatotkaca dan Abimanyu pula. Akhirnya Gatotkaca dan Abimanyu palsu berubah menjadi Kalabendana dan Wisanggeni.
Prabu Nagabagenda datang di Dwarawati bersama-beribu-ribu naga. Gatotkaca melawan Prabu Nagabagenda. Akhirnya Prabu Nagabagenda berubah menjadi Antarja. Naga-naga kembali ke asal kediamannya.
Wisanggeni matek aji, prajurit kurawa tertiup angin, kembali ke Astina. Warga Dwarawati dan Amarta bersuka-ria atas jatuhnya wahyu pada Gatotkaca dan Abimanyu.